Menanam Generasi Emas di SD Negeri 3 Penatih Sinergi Pendidikan dan Budaya di Kota Denpasar

Di tengah suasana kota wisata yang dinamis, berdiri tegak satu institusi pendidikan yang tak hanya mengejar prestasi akademik, namun juga berkomitmen menanamkan nilai budaya dan karakter yaitu SD Negeri 3 Penatih, yang beralamat di Jl. Trenggana No. 167, Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Sebagai sekolah dasar negeri yang memperoleh akreditasi “A”, sekolah ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Ida Ayu Pradnya Paramita.  Dengan enam rombongan belajar dan rasio siswa terhadap rombel sekitar 33–34 siswa, sekolah ini berupaya menjaga kualitas pembelajaran yang optimal

Visi dan Misi Sekolah

Visi dan misi SD Negeri 3 Penatih mengusung semangat “Maha Werdhi Jagadita”  sebuah ungkapan Bali yang kiranya menggambarkan harapan agar para siswa tumbuh menjadi manusia yang mampu membawa manfaat luas dan bermakna bagi semesta.
Misi sekolah tersebut mencakup tinggalnya tantangan pendidikan di era modern: menyediakan pembelajaran yang holistik, menumbuhkan karakter religius, cinta tanah air dan budaya, serta memfasilitasi siswa agar mampu beradaptasi dan berpikir kreatif.

Profil Singkat: Kenapa Menjadi Pilihan Tepat

Beberapa data penting menunjukkan kekuatan sekolah ini:

  • Akreditasi A, yang menunjukkan status mutu yang layak

  • Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum “SD Merdeka”, yang menekankan pembelajaran aktif dan karakter.

  • Lingkungan belajar yang terdiri dari 6 rombongan belajar untuk tahun ajaran 2025/2026 — memberikan peluang interaksi intim antar guru dan siswa.

  • Akses ke fasilitas dasar: luas lahan sekolah mencakup ±1.677 m², dan daya listrik sudah menggunakan PLN. Menanam Generasi Emas di SD Negeri 3 Penatih Sinergi


Pembelajaran, Budaya, dan Karakter

Sekolah ini bukan hanya tentang angka dan nilai, namun juga membentuk karakter. Di tengah Kota Denpasar yang multikultural, SD Negeri 3 Penatih mengambil peran sebagai pusat pendidikan yang menghargai budaya lokal. Misalnya, kegiatan ekstrakurikuler dan muatan lokal memungkinkan siswa mengenal seni, bahasa, tradisi Bali di samping kompetensi akademik.

Proses pembelajaran diarahkan agar siswa tidak hanya “mengerjakan soal”, melainkan aktif bereksplorasi, berdiskusi, dan mengembangkan pemikiran kritis. Dengan demikian, lulusan sekolah ini diharapkan tidak hanya menjadi “lebih pintar”, tapi juga “lebih manusiawi”: peduli, kreatif, dan adaptif.


Tantangan dan Peluang ke Depan

Tentunya, setiap lembaga menghadapi tantangan. Salah satu catatan profil sekolah menunjukkan bahwa akses internet belum tersedia secara optimal.  Dalam era digital seperti saat ini, ketersediaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) menjadi penting untuk menunjang pembelajaran inovatif.

Di sisi lain, peluang sangat terbuka lebar. Kota Denpasar sebagai pusat pendidikan di Bali memiliki berbagai mitra dan sumber daya yang dapat dirangkul. Sekolah ini bisa menjadi pionir dalam memadukan pembelajaran berbasis budaya lokal dengan pendekatan global modern. Program seperti literasi digital, pemanfaatan platform daring untuk pembelajaran jarak jauh, serta kerjasama dengan komunitas lokal dapat memperkuat posisi sekolah.


Mengapa Orang Tua dan Komunitas Harus Peduli

Pendidikan anak tidak berhenti di dalam ruang kelas. Peran orang tua dan komunitas sangat menentukan untuk menciptakan suasana belajar yang menyeluruh. Di SD Negeri 3 Penatih, komunikasi antara sekolah dan orang tua sangat penting agar informasi seperti perkembangan siswa, kegiatan sekolah, dan pengayaan luar ruang dapat berjalan lancar.

Komunitas lokal pun bisa memberi dukungan lewat fasilitas budaya, kunjungan lapangan ke situs-situs sejarah, maupun aktivitas bersama siswa yang mengingatkan mereka akan akar dan identitasnya sebagai generasi Bali sekaligus warga dunia.

Baca juga: 7 Universitas Terbaik di Surabaya: Pilihan Tepat untuk Masa Depan Gemilang

SD Negeri 3 Penatih hadir sebagai lembaga pendidikan yang memiliki fondasi cukup kuat: akreditasi baik, visi misi yang jelas, serta keberadaan di tengah kota yang kondusif untuk perkembangan siswa. Meski menghadapi sejumlah tantangan seperti keterbatasan akses TIK, namun dengan sinergi antara sekolah, orang tua, dan komunitas, sekolah ini berpotensi besar melahirkan generasi emas—yang tidak hanya unggul secara akademik, namun juga kaya nilai budaya dan karakter.